Harmoni dalam Tri Hita Karana

UI Design Evolution

Berbicara tentang kearifan lokal Bali, tentu kita tidak bisa lepas dari Tri Hita Karana. Tri Hita Karana merupakan suatu filosofi yang dianut oleh masyarakat Hindu Bali. Tri Hita Karana merupakan kalimat yang berasal dari Bahasa Sansekerta, yang memiliki arti sebagai tri (tiga). hita (kebahagiaan), dan karana (sebab). Maka dari itu, dalam konsepsi ini, dinyatakan bahwa ada tiga buah penyebab kebahagiaan yang tergambar dari keselarasan antar ketiga unsur tersebut.

Tri Hita Karana tersusun dalam beberapa bagian penting yang harus berjalan secara harmonis. Parahyangan adalah bagian pertama yang berarti hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam aspek ini, hubungan manusia dengan Tuhan dapat digambarkan sebagai wujud bakti manusia terhadap sang Pencipta. Bagian kedua adalah Palemahan atau hubungan manusia dengan alam. Unsur ini penting untuk diperhatikan karena keharmonisan antara alam dan manusia dapat mengantarkan pada kehidupan yang penuh kebahagiaan. Yang terakhir adalah pawongan, yaitu hubungan antar sesama manusia. Pada bagian ini, sebagai manusia, perlu menjaga hubungan yang selaras dengan manusia lainnya, baik dalam bentuk keluarga, persahabatan, pekerjaan, dan dengan kelompok sosial masyarakat. Perpaduan antara ketiga unsur tersebutlah yang dapat mengantarkan manusia pada kebahagiaannya.

Istilah ini muncul pada saat penyelenggaraan Konferensi Daerah Badan Perjuangan Umat Hindu Bali pada tanggal 11 November 1966. Dalam konferensi yang digelar di Perguruan Dwijendra Denpasar tersebut, tercetuslah filosofi penting yang hingga saat ini menjadi pedoman utama dalam menjalankan aspek spiritual dan kehidupan masyarakat Hindu Bali.

Sumber: Purana, I. M. (2016). Pelaksanaan tri hita karana dalam kehidupan umat hindu. Widya Accarya, 5(1).